Mencegah PTM Sedari Muda

  UTS di semester ini sudah usai, tentunya apalagi yang dinanti selain pesta sebagai tanda UTS telah benar-benar selesai. Di penghujung senja sore itu, seperti perayaan-perayaan sebelumnya, aku dan teman-temanku pasti akan mengunjungi salah satu restoran bertitel all you can eat sebagai pengiring pesta kami. Hehehe maklum, karena kami adalah tipikal mahasiwa yang tidak mau rugi dengan porsi makan super-kuli. Faktanya, walaupun makan porsi kuli, badanku tidak mudah melar, sehingga itulah salah satu alasan yang membuat porsi makanku menjadi super-kuli, yakni karena tidak takut gendut. Hehehe. Pesta selesai, sekarang waktunya pulang.



"Makan dulu cepet", sambut bundaku saat aku datang kerumah.
"Nggak ah Bun masih kenyang banget, tadi aku baru makan bareng temen-temen di h*******" 
"Eh, jangan sering-sering loh inget, nanti kalo keseringan kamu nggak bisa ngontrol makan. Bisa-bisa kolesterolnya tinggi, nggak baik buat kesehatan. Harus dijaga makannya!" 
"Ih nggak pusing kok Bun mau makan daging sebanyak apapun, lagian masa iya kolesterolnya tinggi, aku kan masih muda.”
  Kiranya begitu sikap ngeyelku jika disuruh untuk menjaga pola dan porsi makan. Pesan tersebut sering bunda ulang-ulang, tapi nyatanya hanya lewat dikuping saja *astagfirullah. Sebenarnya, itu semua karena aku merasa dengan cara makanku selama ini semuanya baik-baik saja, tidak ada keluhan apapun. Long story short, setelah selesai UTS, aku dan kawan yang lainnya harus mengikuti kegiatan praktik belajar lapangan di puskesmas dan kegiatan ini berlangsung di bulan suci Ramadan. Pernah disatu waktu, aku dan teman-teman kostanku tidak ada yang bangun untuk sahur. Alhasil, hari itu kami praktik di Puskesmas dengan perut extra-kosong, terakhir makan pukul 10 malam sebelum tidur. Dihari itu pula, salah satu temanku iseng mengajak cek kesehatan.
"Eh, cek lab yuk, mumpung ada di puskesmas dan mumpung kita nggak sahur." 
"Loh?!" Sahutku. 
"Iya kan kalau mau cek lab harus puasa dulu 10-12 jam, kebetulan banget kan terakhir makan jam 10 malem, yuk sekarang udah jam 8 lewat." 
"Oh gitu ya, yaudah aku mau ikutan cek lab juga." Jawabku yang sebenarnya hanya iseng untuk ikut cek lab. Hanya iseng dan ikut-ikutan. 
     Tidak menunggu lama, akhirnya kami diambil darah oleh petugas lab Puskesmas, untuk hasilnya akan keluar 3 jam kemudian. 


Proses cek kesehatan oleh petugas puskesmas

    Setelah menunggu 3 jam, aku dan temanku mengambil hasil lab dan menuju meja pemeriksaan umum untuk konsultasi bersama dokter di puskesmas. Oh ya, sebelum konsultasi, hasil lab kami buka masing-masing dan betapa kagetnya aku saat melihat hasil cek labku yang hasilnya seperti ini.


Hasil laboratorium

Angkanya nyaris... 
Bahkan ada yang offside
"ASTAGAAAA!" 
"Ini serius?" Cakapku dalam hati. 
"Ya Allah tinggi banget, kok bisa ya May?" Keluhku kepada temanku Mayang
Kaget? Ya.  
Sedih? Tentu. 
Khawatir? Pasti.   
   Seketika mood-ku berantakan melihat hasil lab yang angkanya tidak karu-karuan itu, pasalnya selama ini aku merasa sehat dan tidak memiliki keluhan apapun, bahkan aku tergolong orang yang jarang sakit. Namun, mengapa sekarang tiba-tiba hasil yang didapat malah kacau, kadar kolesterol diambang batas, kadar gula pun diatas batas normal. Huft. Disini, pesan bunda yang selalu diulang-ulang itu terus terngiang-ngiang, memang benar kata bunda bahwa walaupun masih muda, aku tetap harus menjaga pola dan porsi makan. Huft, menyesal. Maaf ya Bun, aku suka ngeyel. Lalu, pada sesi konsultasi, aku hanya bisa menjawab seadanya dan selemas-lemasnya kepada dokter saat mengiyakan pola hidup tidak sehat yang sering aku lakukan selama ini. Berlebihan? Tentu tidak, karena sudah seharusnya aku khawatir, jika di usia yang masih 20 tahun, hasil lab sudah tidak bersahabat. Iya aku masih 20 tahun. Lalu, yang paling aku khawatirkan, adalah jika gaya hidupku yang tak sehat ini tidak segera ku ubah, maka hal ini sangat mungkin untuk memicu timbulnya Penyakit Tidak Menular (PTM) dimasa yang akan datang.

   By the way, yang dimaksud dengan penyakit tidak menular atau PTM adalah penyebab kematian terbanyak di Indonesia, dimana PTM dipicu oleh berbagai faktor risiko, antara lain merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan gaya hidup tidak sehat. PTM sudah menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia.


 Oke lanjut, jika throwback kehari-hari sebelumnya, aku ingat jelas, selain porsi makan yang brutal saat menyambangi tempat makan all you can eat, sehari-hari aku adalah orang yang sangat gemar makan camilan berkarbohidrat, serta makan makanan sehari-hari dengan jumlah protein yang terlalu banyak, terutama protein hewani, dengan tidak diimbangi konsumsi buah dan sayur. Selain dari pada itu, dengan dalih sibuk menjadi mahasiswa, aku jarang menyempatkan diri untuk berolahraga, jika ada waktu senggang, biasanya aku pakai untuk menonton atau tidur seharian. Semua pola hidup tidak sehat yang aku pernah aku lakukan langsung terbayang sembari meratapi hasil cek kesehatan, rasanya galau, benar-benar galau. Bahkan beberapa hari kemudian,  aku masih tetap galau.

   Beberapa hari kemudian, di waktu senggang, aku terus mencari informasi tentang PTM dan yang mencengangkan adalah info dari banyak berita bahwa saat ini sudah marak ditemukan para kaula muda yang terkena PTM, ada yang sudah terkena hipertensi, diabetes, stroke, penyakit jantung, hingga kanker. Bahkan, faktanya jumlah PTM menggeser penyakit menular di pelayanan kesehatan. Hal ini terjadi akibat perubahan pola hidup seluruh masyarakat yang tidak sehat, contohnya kurang aktivitas fisik atau kurang konsumsi buah dan sayur. Ternyata, aku tidak sendirian. Hmm.
“Untuk mengatasi permasalahan maraknya PTM, diperlukan upaya preventif dan promotif melalui GERMAS yang saat ini berfokus pada kegiatan perbanyak makan buah dan sayur, rajin aktifitas fisik, dan cek kesehatan secara berkala”, tutur Kepala Bagian Hubungan Media dan Lembaga Biro Komunikasi Kemenkes RI, Indra Rizon, SKM, M.Kes, pada pembukaan kegiatan Temu Blogger Kesehatan di Semarang, Senin pagi (28/8).
   Menurut beliau, permasalahan penyakit tidak menular harus diatasi sejak dihulunya dan dilakukan sedini mungkin dengan dilakukan upaya preventif promotif.

   Setelah banyak mendapatkan referensi, aku optimis bahwa aku belum terlambat dan solusi untuk mengatasinya adalah dengan melakukan 3 perilaku GERMAS, yakni dengan perbanyak makan buah dan sayur, rajin aktifitas fisik, dan cek kesehatan secara berkala. Waalupun kedengarannya mudah, aku harus berkomitmen kepada diri sendiri untuk konsisten menerapkan 3 perilaku GERMAS mulai saat itu, kini, dan nanti. Hehehe. Pertama-tama, aku memutuskan untuk berhenti sementara makan-makan di tempat all you can eat (karena aku pribadi memilih untuk menghindari hilang kontrol saat makan hehehehehehe), lalu poin terpenting yang hukumnya fardlu ain pastinya adalah dengan melakukan 3 perilaku GERMAS. Nah, bagaimana langkahku untuk mulai hidup sehat ala GERMAS? Mau tau kan? Yuhuu, let's check it out.

1. Makan buah dan sayur

   Sejak mulai hijrah pola hidup alias memulai hidup sehat, aku selalu mengingatkan papa dan bundaku untuk menyediakan buah dan sayur dirumah, serta yang terpenting adalah untuk selalu makan buah dan sayur disetiap waktu makan. Oh ya, for your information sebenarnya untuk aku pribadi mulai membatasi pembelian jus buah yang marak dijual dipasaran untuk mengendalikan kadar gula darahku yang memang agak tinggi untuk orang seusiaku, terlebih di keluargaku memang ada riwayat penyakit diabetes (sehingga harus ekstra hati-hati). Lagipula, buah dan sayur memang lebih baik dimakan begitu adanya, karena dalam proses pembuatan jus, akan menghancurkan serat yang ada pada sayur dan buah. Belum lagi kandungan kalori pada jus bergula adalah sekitar 150-300 kalori.

  Oh ya, guys jika sebelumnya aku pernah bilang bahwa aku suka ‘ngemil’ camilan berkarbohidrat, nah sekarang aku mengganti camilan itu dengan konsumsi buah, fyi camilan buah favoritku adalah pisang karena selain sehat, pisang juga membuat aku kenyang. Kemudian hobiku yang suka minum softdrink aneka rasa, aku akali dengan mengkonsumsi air kelapa (tapi jangan sampai lupa untuk konsumsi air putih). Gimana, ide bagus kan?

    Oke lanjut guys, dalam mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari sebenarnya kita perlu mengikuti Pedoman Gizi Seimbang sesuai Permenkes No. 41 Tahun 2014, yang mengatakan bahwa, “Sebanyak 3-4 porsi sayur dan 2-3 porsi buah setiap hari atau setengah bagian piring berisi buah dan sayur (lebih banyak sayuran) setiap kali makan. Untuk aku pribadi, biasanya aku makan buah sekitar 20-30 menit sebelum makan, lalu dilanjut dengan makan sesuai pedoman gizi seimbang, dan jangan lupa minum air yang cukup minimal 8 gelas perhari.

    Ternyata setelah rutin mengkonsumsi buah dan sayur, aku merasa lebih cepat kenyang, tidak mudah lapar, badan terasa lebih enteng, dan segar karena BAB pun lebih teratur, "BAB lancar, terasa longgar" *bukan promosi guys. Ternyata, khasiat yang aku rasakan sangat sesuai dengan berbagai kajian menunjukkan bahwa konsumsi sayuran dan buah-buahan berperan dalam menjaga kenormalan tekanan darah, kadar gula dan kolesterol darah, menurunkan risiko sulit buang air besar (sembelit), dan mencegah kegemukan. Lalu jika dilakukan secara konsisten, konsumsi sayuran dan buah-buahan yang terbukti ampuh mencegah penyakit tidak menular.




2. Aktivitas fisik

   Karena sebelumnya aku jarang sekali untuk olahraga, aku takut jika badanku akan ‘kaget’ kalau tiba-tiba melakukan olahraga yang terlalu berat, maka dari itu aku mengakalinya dengan jalan kaki dengan jarak 100-500 meter. Hasilnya lumayan, setelah rutin berjalan kaki, selain berkeringat, penggunaan ojek online dalam jarak dekat juga berkurang, hehehe. Alhasil, disamping badan bugar, uang jajan pun awet. Lama-kelamaan, aku mulai terbiasa untuk melakukan aktivitas fisik setiap hari dan rasanya aku ingin untuk mencoba olahraga lain. Akhirnya aku mengajak beberapa teman untuk melakukan jogging sore  diakhir pekan perkuliahan dan hasilnya sampai sekarang, saat jadwal kuliah tidak terlalu padat, kami pasti menyempatkan waktu untuk melakukan jogging sore selepas perkuliahan.


Kegiatan jogging sore selepas waktu perkuliahan


    Nah, sejak  saat itu aku selalu membiasakan diri untuk melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit walaupun hanya berjalan kaki dan hasilnya pun tidur jadi lebih nyenyak, tubuh jadi lebih bugar, dan berat badanpun perlahan menurun seiring berjalannya waktu. Wow, ternyata aktivitas fisik bukan hanya mengusir penyakit, namun juga mengundang berat badan ideal.





3. Cek kesehatan secara rutin

   Nah, kalau untuk poin yang ini sebenarnya aku merasa agak kecolongan, karena baru sadar untuk memeriksakan kesehatan saat hasilnya sudah tidak begitu baik. Sebenarnya aku yakin disini aku tidak sendiri karena di lingkungan pergaulanku sendiri, masih banyak masyarakat, khususnya teman-teman seusiaku yang belum sadar dan tidak pernah memeriksakan kesehatan secara rutin. Padahal, sudah banyak contoh bahwa penyakit tidak memandang umur dan tidak perlu menunggu tua untuk bisa terserang PTM. Oh ya, darimana aku tau dilingkungan sekitarku sendiri belum sadar akan pentingnya cek kesehatan secara rutin? Hehehe aku pernah iseng untuk membuat polling di story instagram tentang kesenantiasaan mereka untuk melakukan check up rutin dan hasilnya begini.



Responden usia 18-24 tahun, dengan jumlah responden total 
sebanyak 158 orang. 


     Hasilnya masih jauh dari ideal bukan? Survei kecil-kecilan ini tentunya bukan survei ilmiah dan pastinya tidak bisa menggambarkan keadaan secara menyeluruh, namun mungkin bisa mengobati rasa penasaranku mengenai kesenantiasaan teman-teman disekitarku untuk rutin memeriksakan kesehatannya. Hasil yang didapatkan mengatakan bahwa ternyata teman-teman disekitarku masih belum banyak yang melakukan cek kesehatan rutin. Alasannya bisa jadi sama denganku, yaitu karena diusia yang masih muda, belum terasa keluhan apapun. Nah, lewat tulisan ini, aku mengajak semua lapisan masyarakat disegala usia untuk mulai cek kesehatan secara rutin sebagai bentuk pencegahan dan antisipasi penyakit tidak menular. Karena penyakit tidak memilih usia. Apalagi teruntuk para kaula muda yang masa depannya masih panjang. Tidak mau kan terserang PTM di usia muda? Tidak mau kan terserang PTM dimasa tua?  Maka dari itu, yuk kita lakukan deteksi dini. Karena faktanya, jika sudah terserang penyakit tidak menular, hal itu bukan hanya menjadi beban untuk diri sendiri untuk menanggung dampak ekonomi ataupun kecacatan yang diderita, namun juga menjadi beban ekonomi keluarga dan negara untuk menanggung biayanya, terlebih akan menurunkan tingkat perekonomian dan produktivitas bangsa.

    Nah, menurutku sekarang adalah tugas kita semua untuk rutin cek kesehatan, karena seyogianya kita harus peka terhadap sinyal yang diberikan tubuh sebelum muncul tanda atau gejala. Penyakit tidak menular sendiri seringkali muncul diam-diam, tanpa gejala, dan menyimpan potensi bahaya yang luar biasa (maka kerap kali disebut silent killer) dan sebenarnya, jika gejala sudah muncul, berarti faktor risiko sudah berlangsung lama. Selaras dengan hal tersebut, seperti yang dilansir dari http://sehatnegeriku.kemkes.go.id, wakil ketua perhimpunan ahli penyakit dalam indonesia (PAPDİ), Dr. dr. Ari Fachrial Syam, Sp.PD, K-GEH, menyampaikan bahwa,
“Pencegahan harus dilakukan sedini mungkin dan kalau sudah muncul nyeri sendi, nyeri dada, dan gejala PTM lainnya, sudah terlambat sebenarnya. Sudah muncul tanda dan gejala itu artinya faktor risiko sudah berlangsung sejak lama”.

Sumber: Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI

 Kemudian, pada acara Temu Media memperingati Hari Hipertensi Dunia 2019 di Gedung Kementerian Kesehatan RI, Jumat (17/5), Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan yang penting adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran untuk cek kesehatan.
“Kita tumbuhkan kesadaran diri kita semua untuk melakukan cek kesehatan, melakukan pengukuran tekanan darah secara berkala, dan mencegah serta mengendalikan hipertensi dan komplikasinya,” tandasnya.
Sumber: Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI

    Maka dari itu, untuk semua kalangan disegala usia, sudah semestinya kita melakukan check up rutin minimal 6 bulan sekali. Dan setidaknya ada tujuh hal paling umum dari tubuh kita yang perlu dicek kondisinya. Ketujuh hal tersebut adalah mengecek tekanan darah, kadar gula darah, lingkar perut, kolesterol total, arus puncak ekspirasi, deteksi dini kanker leher rahim, dan periksa payudara sendiri. Pengecekaan ini bisa dibantu untuk dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, misalnya di Puskesmas ataupun klinik, bahkan  untuk beberapa poin bisa di lakukan Posyandu dan Posbindu. Sekarang, sudah mengerti kan mengapa penting untuk cek kesehatan rutin?






  Oh ya guys, untuk penatalaksanaan pencegahan penyakit tidak menular, aku selalu membaca informasinya di instagram @p2ptmkemenkesri serta website http://sehatnegeriku.kemkes.go.id, dua laman ini banyak menyediakan informasi terkait penyakit tidak menular dengan disertai sosialisasi-sosialisasi yang dilakukan oleh Kemenkes dan perkembangan terkini tentang dunia kesehatan di Indonesia. Laman ini relatif mudah dinikmati informasinya, untuk yang ingin tau, dipersilahkan langsung meluncur!

  Baiklah, cukup sekian dulu ya sharing-ku tentang pencegahan PTM ini, semoga semua orang khususnya para pembaca bisa termotivasi dan mengamalkan 3 perilaku GERMAS ini demi Indonesia sehat, eh weitttss jangan lupa, “Teruntuk kita yang masih muda, mencegah PTM bukan hanya tugas mereka yang sudah tua.”

Salam sehat untuk kita semua!

Comments

  1. Wah, pas baca ini jadi termotivasi buat ikutan perilaku hidup sehat, huhuy makasih sisttt❤

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, Alhamdulillah kalo gitu, semangat hidup sehat ya!🤟

      Delete
  2. Terima kasih sudah menginspirasi. Semangat sehat!🧡

    ReplyDelete
  3. Suka banget tulisannya jadi sadar harus lebih jaga diri & kesehatan sekarang

    ReplyDelete
  4. Huhu jadi tersadar tentang kesehatan, thankyou beb artikelnya!! Keren banget, salam sehatt 🌈❤️

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah sapanihh? Makasii udah berkunjung beb, semangat sehat ya!

      Delete
  5. Mengingat akan kesehatan lagi, keren😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nih makasih banget info pengalaman pribadi dan ilmunya ��. Kita yang anak muda harus jaga pola hidup dari skrg bukan cuma nanti kalo udah tua ��. Btw gambar nya mendukung banget. Jadi bikin pembaca lebih paham ��

      Delete
  6. Aku pun masih mahasiswa dan punya pola hidup yang kurang sehat. Sedih huhuhu. Btw, jadi semangat nih buat membenahi hidup biar sehat grgr baca tulisanmu :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cepet ry bareng2 kita menuju sehat! Eeaakkkk

      Delete
  7. Terima kasih sudah mengingatkan

    ReplyDelete
  8. Terimakasih ya sudah mengingatkan untuk hidup sehat. Infonya sangat membantu😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Siap sama2, awas kalo abis lari jangan makan taichan:))

      Delete
  9. Baru aja kemaren malem ke resto all you can eat, skrg setelah dapet ilmu ini jd khawatir sm tubuh sendiri:( makasih udah berbagi pengalaman dan ilmunyaa!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Huhuh grgr liat postingan km aku jd ngiler:( kembali kasihh, semangat sehat!

      Delete
  10. Wah sangat membuka jendela pengetahuan saya tq tq

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maama yah, senangnyah membuka jendela pengetahuan anda🤟

      Delete
  11. Wah betul juga ya, kadang kita ini yang masih muda jarang sekali memikirkan tentang kesehatan kita, padahal kesehatan itu harus banget di jaga mulai sejak masih muda ya.
    .
    Makasih banget sharing dan tips nya. 🌹🖒🙏😍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget tehh! Biar udah tua nggak repot ya kann, semangaat teh harus jaga kesehatan mulai sekarangg

      Delete
  12. Awalnya mau komen soal tanda baca atau konjungsi yang salah tempat, tapi seketika teringat semalam makan indomie pake nasi dan langsung tidur. Betapa tidak sehatnya gaya hidup ini lebih besar dosanya daripada salah tanda baca dan salah konjungsi sih ya. Huhuu

    Terima kasih sudah mengingatkan, Ca!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwk alhamdulillah yaAllah dikunjungi bu Nawang. Yuhuu anggap aja itu dosa kecil bu daripada mam mie pake nasi+langsung tidur. Semangat menebus dosa besar bu🤪 lari bu, brigif dekettt

      Delete
  13. Mantap jadi tergugah nih buat hidup sehatt👍🏻👍🏻👍🏻

    ReplyDelete
  14. Wah ternyata hidup sehat itu mudah, semudah melakukan GERMAS. Terima kasih kak telah memotivasi untuk melakukan gaya hidup sehat !!!

    ReplyDelete
  15. Wah keren sekali, jadi tergerak untuk hidup lebih sehat! Semangat 💪

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener ya mil?! Kurangi makan ramen nya wkwk

      Delete
  16. Terimakasih sudah menjadi pengingat untuk menahan nafsu ayce wkwk terus menginspirasi!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah ini salah satu pemancing ayce, tobat dhi wkwkwk

      Delete
  17. บทความนี้ทำให้ฉันต้องการมีชีวิตที่มีสุขภาพดี❤❤
    ทำได้ดีมาก!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. จริงจังฉันเปิดการแปลก่อนขอบคุณมาก Sis!💓

      Delete
  18. Tencu sis berkatmu aku kereminder lagi buat hidup sehat, yuk kita lari lagii

    ReplyDelete
  19. Wawww sangat menginspirasi! Love it!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts